Rabu, 03 Juni 2009

Jadikan Kreatif sebagai kebiasaan


Perlu ditekankan, kreativitas itu pilihan bukan bakat. Setiap anak berpotensi menjadi kreatif. Kreativitas itu dapat dipupuk dan dibentuk sehingga setiap anak memiliki peluang untuk menjadi kreatif.

Kreativitas = Seni?
Saat bertanya siapa contoh tokoh kreatif, banyak orang menyebutkan Leonardo da Vinci, Basuki Abdullah, Melly Goeslaw, Ramli, Peter Saerang, Deddy Mizwar, dan beberapa artis lainnya. Sebenarnya kreativitas tak hanya sebatas pada bidang seni, tetapi merupakan sikap (attitude) yang tak hanya melibatkan pola pikir, melainkan kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah.

Banyak orang meraih kesuksesan karena kreativitas (diluar bidang seni). Bill Gates adalah contoh pengusaha kreatif yang tak hanya memiliki dan menjalankan ide, namun juga mampu mencari keunggulan dari kreativitas itu. Misalnya berani mengganti bumbu resep masakan dan akhirnya menmukan rasa masakan unik. 
Fasilitas anak untuk belajar menemukan solusi sendiri dengan mempertimbangkan beberapa kemungkinan dan berani mengambil resiko atas pilihannya. Ia juga berani menunjukkan, dirinya bisa berkenan dengan masalah serta mempu melihat peluang , memiliki ide orisinil dan independent.

Ajarkan anak untuk menjadikan masalah layaknya sebuah bisnis, seni, atau ilmu pengetahuan. Sehingga sikap kreatif menjadi suatu kebiasaan. reativitas adalah pilihan. Bagaimana seseorang mampu menanggapi situasi , juga bisa dikatakan kreatif.

Sebagaimana dikatakan pendidik kenamaan dari Inggris, Arthur J Cropley, setiap anak berpotensi menjadi kreatif. “Tak seorang pun yang tidak memiliki kreativitas, karena jika demikian sama seperti tidak memiliki kepintaran sama sekali. Tidak kreatif berarti anak tidak berpikir dan tidak melakukan apa-apa. Sebab itu, sangat kecil kemungkinan orang tua tak mampu membentuk kreativitas anak”, tandasnya.

Orang tua bisa menjadi contoh bagi anak untuk berlaku kreatif. Coba pikirkan kembali tindakan anda saat menghadapi beberapa masalah. Apakah Anda melupakannya , atau mengandalkan orang lain menghadapi masalah, atau mencoba menarik diri saat tidak menemukan solusi? Melalui pertanyaan ini orang tua bisa menilai diri sendiri , kesiapan menjadi contoh bagi anak. Langkah pertama yang dapat orang tua lakukan yaitu mengenali dan mengembangkan kreativitas anak.

Kreativitas sehari-hari
Dalam keseharian orangtua bisa memberi contoh kreatif pada anak. Misalnya , ketika menyusuri perjalanan pulang sekolah, Anda menemukan seorang pria duduk di sudut jalan berjualan nasi kotak. Ajak anak melihat kondisi yaitu cara menjual makanan di jalanan merupakan salah satu solusi mendapatkan uang.

Anda pasti sering melihat tukang sampah mengangkut gerobak yang berat dengan menggunakan prinsip kuda menarik beban, sehingga beban dapat menjadi lebih ringan. Dengan menggunakan imajinasinya dan menggunakan prinsip yang ada, tukang sampah tersebut dapat mencari solusi dalam pekerjaannya.

Atau sekelompok anak yang memiliki ide untuk menciptakan jenis pena baru. Usaha pertama dilakukan dengan mengisi sedotan dengan tinta yang ditutup dengan kain pada satu sisi. Usaha ini tidak berhasil karena diameter sedotan terlalu kecil, lalu mereka mencoba dengan menggunakan selang yang lebih besar. Kelihatannya lebih baik tetapi ternyata tinta cepat habis. Mereka tidak mudah putus asa, akhirnya mereka menemukan cara dengan menutup kedua ujung selang dengan kain. Mereka menamai pena temuan baru ini lipstick pen.
Begitupun anak yang tetap bisa bermain mobil mobilan, meski sebenarnya mainan mobil-mobilannya rusak. Atau sekedar menyusun balok-balok untuk mengekpresikan imajinasinya.

Sumber : Surabaya Post


Tidak ada komentar: