Rabu, 16 Juni 2010

PENTAS SENI PG TK DAPENA 2010


Dalam menutup kegiatan Belajar Mengajar, PG / TK Dapena mengadakan Pentas Seni Akhir Tahun Pelajaran 2009/2010, yang diadakan hari sabtu, 12 Juni 2010 di WF Resto, Jl. Kedungsari Surabaya, acara ini diadakan dengan tujuan menampilkan kreasi seluruh siswa atas pelajaran yang diperolehnya selama di PG / TK Dapena ini serta melepas siswa kelompok B yang telah siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar.

Dalam pentas seni kemarin siswa -siswi TK dapena menampilkan beragam Tari tradisional dan modern, sebagai salah satu wujud pengenalan terhadap budaya daerah, "dolanan" - permainan anak tradisional yang berisi kegiatan permainan "jamuran" - "benteng" - serta ensemble musik, kolaborasi angklung - dengan keyboard, yang menampilkan beberapa lagu perpisahan.

Acara diakhiri dengan pemberian tanda kelulusan bagi siswa siswi TK Kelompok B sebagai tanda pelepasan dan mengantarkan siswa siswi ke orang tua masing -2 sebagai telah siap dnya mereka mununtuk ilmu di jenjang lebih tinggi.







Posted by Picasa

Selasa, 15 Juni 2010

OUTBOND SD DAPENA 2010




Untuk lebih mengembangkan dan lmelatih karakter siswa siswinya SD DAPENA mengadakan Outbound yang merupakan bagian dari pendidikan di SD DAPENA Surabaya, Kegiatan outbound ni dibagi dalam 3 kategori permainan yang cukup menantang yaitu :
- Flying Fox
- Cargo Net
- Prissic dan Burma Bridge,

Kegiatan ini diikuti oleh seluru siswa siswi SD dengan pembagian tingkat kesulitan / tantangan sesuai dengan usia siswa / kelas,

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk membentuk karakter siswa siswi, diantaranya menciptakan keinginan untuk berkompetensi, keberanian serta bekerjasama,

http://picasaweb.google.com/108103754867329187251/Ob2010




Posted by Picasa

Jumat, 04 Juni 2010

Tanaman Khas - daerah Indonesia ...


http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=231&Itemid=1
Pengetahuan Umum - Dunia Tumbuhan

Negara Indonesia dilimpahi dengan kekayaan hayati yang tiada taranya. Image Hutan yang terbentang di belasan ribu pulau mengandung berbagai jenis flora dan fauna, yang kadang tidak dapat dijumpai di bagian bumi lainnya dan merupakan salah satu negara Mega Biodiversity (kekayaan akan keanekaragaman hayati ekosistem, sumberdaya genetika, dan spesies yang sangat berlimpah). Tidak kurang dari 47 jenis ekosistem alam yang khas sampai jumlah spesies tumbuhan berbunga yang sudah diketahui, sebanyak 11 % atau sekitar 30.000 jenis dari seluruh tumbuhan berbunga di dunia. Sayangnya, banyak jenis tumbuhan tertentu, mengalami kepunahan.

Sampai saat ini, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta tiga cabangnya (Kebun Raya) ImageCibodas,Purwodadi, dan Bedugul Bali) baru mengoleksi 20 % total jenis tumbuhan yang ada di Indonesia. Koleksi anggrek kurang dari 5 % yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Untuk jenis durian saja, Indonesia memiliki puluhan jenis, talas ada 700-an jenis, yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Menurut data base yang ada, terdapat 2 juta spesies tumbuhan di dunia dan 60%nya ada di Indonesia. Pemerintah kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan Sumbar Daya Alam berupa tumbuhan langka yang bermanfaat bagi manusia melalui usaha memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah konservasi di seluruh Indonesia.(Sumber: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, 2003)

Image Tidak bisa dibayangkan banyaknya jenis tumbuh-tumbuhan atau flora di dunia ini. Sampai saat inipun banyak kalangan ilmuwan yang berpendapat bahwa belum semua jenis flora yang ada di bumi telah dikenali. Seperti halnya hewan, jenis-jenis flora sangat ditentukan oleh lingkungan spesifiknya yang disebut juga sebagai habitat. Dengan bantuan manusia, beberapa diantara tumbuh-tumbuhan ini tersebar luas ke berbagai belahan bumi, sehingga ada jenis yang bisa ditemui di banyak negara, dan adapula yang hanya dapat ditemui di habitat asalnya.

Kerusakan lingkungan yang terjadi telah menghancurkan banyak habitat-habitat tumbuhan yang menyebabkan punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu, sehingga turut mempengaruhi kehidupan hewan dan penduduk yang tinggal diatasnya.

Berikut ini merupakan sebagian dari tanaman khas yang terdapat di propinsi-propinsi di Indonesia :

No

Propinsi

Jenis tanaman

1Nanggroe Aceh DarussalamCempaka Kuning (Michelia champaca)
2Sumatera UtaraAghatis (Agathis borneensis)
3Sumatera BaratKayu Manis (Cinnamomum burmani)
4RiauSapu Tangan (Manilca schefferi)
5JambiPinang Merah (Areca catechu)
6Jawa TimurNyamplung (Calophylum inophyllum)
7Bangka BelitungPuspa (Schima wallichii)
8BengkuluWaru (Hibiscus tiliaceus)
9Sumatera SelatanDuku (Lansium domesticum)
10LampungPulai (Alstonia scholaris)
11BantenMelinjo (Gnetum gnemon)
12DKI JakartaMenteng (Baccaurea racemosa)
13Jawa BaratSempur (Dillenia aurea)
14Jawa TengahKepel (Stelechocarpus burahol)
15D.I. YogyakartaMundu (Garcia dulcis)
16Bali
  • Keben (Baringtonia asiatica)
  • Palawija (Kepsia singa porensis)
  • Majegau (Disoxyllum densiplorium)
17Nusa Tenggara BaratGaharu (Aquilaria malaccensis)
18Nusa Tenggara TimurKetapang (Terminalia catappa)
19Kalimantan TimurMeranti (Shorea sp)
20Kalimantan SelatanSaga (Adenanthera pavonina)
21Kalimantan Tengah
  • Rambutan Hutan (Nephelium sp)
  • Tengering (Nephelium sp)
  • Tengkawang (Shorea pinanga)
  • Ulin (Eusideroxylob zwageri)
22Kalimantan BaratSawo Kecik (Manilkara kauki)
23Sulawesi UtaraCengkeh (Eugenia aromatica)
24Sulawesi TengahEboni (Diospyros celebica)
25Sulawesi SelatanMahoni (Swietania macrophylla)
26Sulawesi TenggaraJati (Tectona grandis)
27Gorontalo
  • Kenari (Canarium commune)
  • Nyatoh (Palaqium spp)
28Maluku
  • Pala (Myristica fragrans)
  • Cengkeh (Eugenia aromatica)
  • Gandaria (Bouea macrophylla)
29Maluku UtaraKayu Putih (Melaleuca leucadendra)
30PapuaMatoa (Pometia pinnata)

Hak Bermain Hilang, Anak Gampang Stres


Image




















Ketua Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi menilai saat ini banyak terjadi pelanggaran hak anak dengan mengharuskan mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar.

Menurut pemerhati anak yang akrab dipanggil Kak Seto itu, anak-anak yang dituntut belajar terus dan waktu bermainnya hilang justru akan rentan mengalami stres.

"Tanda-tandanya anak-anak menjadi nggak suka makan atau bahkan berperilaku menyimpang seperti merokok," ungkapnya di Surabaya, Rabu (2/6/2010).

Oleh karena itu, Seto mengimbau Hari Anak Internasional pada setiap tanggal 1 Juni perlu disikapi dengan tekad untuk menyediakan taman bermain di mana-mana.

"Saya setuju kalau mahasiswa merancang playhouse yang bisa dipindahkan dengan sistem bongkar pasang, dan cocok untuk gang yang sempit di kampung-kampung. Masyarakat menengah ke bawah membutuhkan tempat bermain yang tidak mahal," paparnya.

Di Jepang atau Korea, ungkapnya, kantor-kantor sudah menyediakan tempat bermain bagi anak-anak yang mengikuti orangtua bekerja. "Pemenuhan hak bermain itu bagus, karena anak-anak akan lebih bahagia, lebih kreatif, dan saat dewasa kelak tidak akan mempermainkan rakyat," tandasnya.

Ia mengaku anak-anak sebenarnya membutuhkan lapangan rumput yang lebih luas, tapi taman bermain seadanya juga cukup dibandingkan dengan tidak ada sama sekali.

"Masalahnya, ada taman bermain yang masih membahayakan anak-anak, seperti ada besi yang tajam, cat yang beracun, dan tempatnya tidak bersih," kilahnya.

Di sela waktunya menjadi juri lomba desain ruang bermain anak di Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Kak Seto juga mengingatkan semua orangtua bahwa hak bermain bagi anak itu penting untuk menumbuhkan kreativitas moral atau budaya dalam mengendalikan emosi lebih positif di masa-masa selanjutnya.
Sumber : www.kompas.com

Disiplin Tepat, Anak Jadi Kreatif

Disiplin Tepat, Anak Jadi Kreatif


ImageBagaimana menerapkan disiplin yang tepat untuk menciptakan anak yang kreatif? Menurut Elizabeth Hurlock dalam bukunya,Perkembangan Anak, ada tiga cara penanaman disiplin di rumah. Pertama disiplin otoriter, kedua displin permisif, dan ketiga disiplin demokratis. Pola seperti apa yang paling tepat untuk membentuk anak kreatif?

1. Disiplin otoriter
Pada disiplin model ini, orangtua memberikan aturan yang harus dipatuhi tanpa ada penjelasan. Jika tidak, ia akan dihukum. Hukuman juga dianggap cara terbaik agar anak menjadi taat dan disiplin. Di sisi lain, orangtua kerap mengabaikan penghargaan bila anak berperilaku positif.

Dampaknya, hubungan antara orangtua dan anak kurang harmonis. Anak takut dan tertekan, bahkan ia akan kehilangan inisiatifnya untuk berkreasi. Kurangnya penghargaan juga membuat anak malas berkreasi, alias kreativitasnya mandek.

2. Disiplin permisif
Tipa disiplin seperti ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak. Tidak ada aturan dan arahan kepada anak. Orangtua seperti ini juga tidak peduli terhadap perilaku anaknya sehingga mereka tidak pernah atau tidak mengontrol sikap dan kurang memberi bimbingan.

Memang kebebasan sesuai dengan konsep kreativitas. Namun, kreativitas tidak berarti bebas tanpa batas. Jika ini sudah terjadi, anak akan kehilangan inisiatif dan kreativitasnya. Sebab, di satu sisi anak bereksplorasi sendiri, tetapi di sisi lain bila tidak diserati dengan penghargaan atas pencapaian sesuatu, lama-lama anak menjadi malas berkreasi.

3. Disiplin demokratis
Model disiplin yang satu ini menekankan hak anak untuk mengetahui mengapa sebuah aturan dibuat, selain anak memperoleh kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri dan menghilangkan hukuman fisik. Sementara perilaku positif atau sesuai dengan harapan dihargai, baik dengan pemberian pengakuan sosial maupun pujian.

Orangtua memberikan kesempatan dan dorongan disertai feedback yang memadai untuk setiap kreasi yang dibuat oleh anak. Penghargaan yang diterima membuat anak bersemangat untuk terus mencoba dan memanfaatkan imajinasi yang dimilikinya. Kreativitasnya pun semakin berkembang.

Batasan yang diterapkan oleh orangtua juga membuat anak memahami, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, selain membantu anak memiliki komitmen terhadap tugas atau hal yang sedang dikerjakannya.