Kamis, 15 Oktober 2009

Tahukah Anda - Penyakit Kawasaki?????




Penyakit Kawasaki

Tahun 1967, Tomisaku Kawasaki, seorang dokter anak berkebangsaan Jepang menggambarkan ciri-ciri suatu penyakit yang mengenai sistem kulit, selaput lendir, dan kelenjar getah bening (mucocutaneous lymph node syndrome), yang banyak diderita oleh anak-anak di Jepang saat itu. Penyakit ini kemudian dikenal dengan nama penyakit Kawasaki untuk menghormati dr. Tomisaku.

Apa ciri-ciri penyakit Kawasaki ?

Penyakit Kawasaki biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, paling sering pada usia 1-2 tahun, dan lebih cenderung mengenai anak laki-laki. Pada penyakit ini terjadi peradangan pembuluh darah.

Ciri-ciri penyakit Kawasaki adalah :
Demam. Fase akut diawali dengan suhu tubuh yang mendadak tinggi, bisa mencapai 41oC. Biasanya demam bersifat turun naik, menetap selama 5 hari atau lebih, walaupun telah diberi obat penurun demam.
Bercak-bercak merah di badan yang mirip seperti bercak-bercak pada campak.
Mata merah, tetapi tidak berair atau berlendir.
Bibir berwarna merah, kering, dan pecah-pecah.
Lidah dan selaput lendir berwarna merah stroberi (“Strawberry tongue”)
Kemerahan pada telapak tangan dan kaki, biasanya disertai dengan sedikit bengkak.
Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya pada leher, dan hanya mengenai 1 sisi.
Beberapa anak dapat mengeluh rasa nyeri pada sendi.
Tahap penyembuhan terjadi pengelupasan kulit daerah ujung jari tangan dan kaki.

Apa penyebab penyakit Kawasaki ?

Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui, hanya saja diduga sebagai suatu proses infeksi berdasarkan manifestasinya dan pemeriksaan penunjang. Penyakit ini tidak menular. Penyakit Kawasaki paling sering terjadi pada anak-anak di Jepang, Korea, dan Taiwan. Walau demikian semua ras dapat terkena, termasuk anak-anak di Indonesia.

Adakah pengobatan untuk penyakit Kawasaki ?



Jika anak menderita penyakit Kawasaki, pengobatan harus diberikan segera pada waktu yang tepat. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembuluh darah jantung, yaitu pembuluh darah koroner. Jika komplikasi yang ditakutkan ini terjadi, kerusakan pada otot jantung dapat terjadi. Pengobatan dengan infus imunoglobulin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan, harganya masih sangat mahal saat ini. Selain itu diberikan pula aspirin, untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah yang meradang.

Sumber : anakku.net


Tidak ada komentar: