l
Tanggal 31 juli 2010 aku ikut kuis Flexi DBL yang ada dikoran Metropolis (Jawa Pos). Kuis itu berhadiah jalan-jalan ke Amerika bareng pemain DBL All-Star! Sore baru aku baca kuis itu di Koran dan langsung ngirim sms ke nomer flexi 7005. Pertamanya aku cuma iseng ikutan kuis ini, gak ada pikiran sama sekali buat menang. Waktu itu aku ngirim sms cuma dari sore sampe jam 7 malem, dan besoknya aku udah gak ngirim sms itu lagi. Beberapa bulan kemudian aku ditelpon mbak-mbak dari DBL gitu, dia bilang aku menang kuis Flexi DBL itu! Setelah dijelasin kalo aku menang, aku disuruh ngurus passport sama visa. Setelah ditelpon mbak tadi, aku bingung karena aku sempet lupa kalo ikutan kuis ini hahaha.Setelah ngurus passport selesai, tinggal mengurus visa. Tapi kata mbaknya kalo mau ngurus visa harus minta surat ijin ke sekolah dulu baru boleh.Hari berikutnya aku datang ke sekolah, waktu itu udah jam pulang sekolah. Aku dan mamaku menemui kepala sekolahku Pak Pramono (Pak Pram). Mamaku menceritakan semua tentang aku menang kuis Flexi DBL itu ke Pak Pram. Waktu itu di ruangan Pak Pram ada Mam Watiny dan Bu Hartati. Pak Pram kaget denger cerita mamaku, ia langsung memberi selamat kepadaku. Pak Pram berpikir aku lagi kena kuis penipuan. Setelah mamaku cerita lebih detailnya baru Pak Pram percaya. Trus, mamaku minta surat ijin untuk mengurus visa ke Pak Pram. Ak u langsung disuruh ke ruang TU untuk menemui Pak San. Setelah selesai mengurus surat ijin aku berpamitan ke Pak Pram.Besoknya aku pergi mengurus visa dan interview di Konjen AS. Setelah menunggu beberapa hari, tidak ada kabar dari Konjen AS aku kira aku tidak lulus interview sehingga tidak bisa ke Amrik. Tapi 3 hari sebelum jadwal keberangkatan ke Amrik, aku disms orang DBL. Dia bilang besok jam 7 malam ada briefing di Graha Pena lantai 20 di kantor DBL Indonesia. Aku seneeeeeeeng banget ternyata aku jadi berangkat ke Amrik!!
Ok, tanggal 31 Oktober 2010 aku berangkat ke Seattle, USA. Berangkat dari rumah jam setengah 6 pagi menuju ke Bandara Juanda. Jam setengah 7 aku sudah sampai di Bandara Juanda, dan harus berkumpul di Terminal Domestik.Setelah semua kumpul dan pengurusan tiket selesai kita masuk ke pesawat. Pertama kita ke Jakarta dulu. Perjalanan dari Surabaya ke Jakarta sekitar 45 menit. Sampai di Jakarta jam 09.00, kita makan siang dulu karena jadwal penerbangan selanjutunya masih jam 14.20.Kurang dari jam setengah 3 sore kita sudah naik pesawat dengan tujuan Taipei untuk melakukan transit. Setelah transit di Taipei baru kita terbang ke Seattle. Perjalanan Jakarta – Taipei memakan waktu 6 jam 25 menit.Sampai di Taipei jam 20.25 malam. Selisih waktu Taipei 1 jam lebih lambat dari Indonesia. Jam 11 malam aku berangkat ke Seattle. Perjalanannya memakan waktu kurang lebih selama 15 jam.Rombongan sampai di Seattle sekitar jam 18.25 (waktu Amrik).Berangkat dari Surabaya hari Minggu, sampai di Seattle juga hari Minggu. Selisih waktu, Seattle 16 jam lebih lambat dari Surabaya. Sampai di Seattle langsung menuju ke hotel untuk istirahat. Di Seattle nanti kita akan dipandu dengan Seattle-Surabaya Sister City Association (SSSCA).Pagi di hari pertama di Seattle kita menuju ke Key Arena (stadion bertandingnya W-NBA). Disana, waktu sesi foto sangat cepat karena cuaca sedang hujan. Setelah sesi foto, kita ke Boeing. Boeing adalah tempat pembuatan pesawat terbesar di dunia! Pikir Mas Azrul Ananda (Comisiooner DBL) kita cuma liat museum pesawatnya aja, ternyata tidak. Kami dibawa ke tempat pembuatan pesawatnya langsung! Itu semua berkat kerja ngototnya SSSCA.Selesai melihat isi Boeing, kita makan siang lalu melanjutkan ke kampus Microsoft. Disana banyak komputer sampai permainan super canggih! Bener-bener betah deh kalo disana, tempatnya besar, banyak permainan canggih, disana juga ada merchandise shopnya. Jam 6 sore kita semua pergi ke IFGF, tempat buat conditioning (latihan) anak-anak DBL All-Star. Selesai conditioning kita semua dinner di Indo CafĂ© lalu kembali ke hotel.Hari ke 2 cuaca agak cerah, aku dan rombongan menuju ke Glacier Peak High School (GPHS). GPHS adalah sekolah negeri yang baru dibangun 3 tahun lalu. Biaya sekolah di GPHS adalah GRATIS! Karena GPHS merupakan sekolah negeri di Seattle. Tetapi orang tuanya harus membayar pajak baru sekolah di negeri gratis. Kegiatan kita disana adalah mengikuti 3 kelas pelajaran. Tapi sebelum dipasangkan dengan murid disana, anak-anak DBL All-Star latihan dengan coach dari GPHS.Setelah semua kumpul di lapangan basket, coach langsung memberikan pelatihan. Awalnya anak-anak DBL All-Star bingung, kok tidak ada pemanasan dulu? Ternyata cara bermain anak basket Indonesia dengan anak basket Amrik berbeda. Di Amrik, pemanasan merupakan tanggung jawab pribadi. Jadi coach GPHS mengira anak-anak DBL All-Star sudah melakukan pemanasan ketika tadi di ruang ganti (locker), supaya ketika di lapangan waktu tidak terbuang habis hanya untuk pemanasan.Latihan pun selesai, aku dan anak-anak DBL All-Star yang lain dipasangkan dengan murid disana (setiap orang 1 pasangan). Aku berpasangan dengan Dina, anak dari salah satu anggota SSSCA. Khusus pemenang kuis flexi, mendapatkan pasangan yang bisa berbahasa Indonesia. Waktu itu aku tanya, “Can you speak Indonesian?” trus dia jawab “I can speak Indonesian, but I can’t understand it. Like ‘halo’” katanya. “Hahaha sama aja itu namanya atuh” kataku dalam hati.Aku akan mengikuti 3 kelas. Yang pertama kelas Spanish (Bahasa Spanyol), yang ke 2 kelas History (Sejarah), yang ke 3 kelas physic (Fisika). Tiap kelas temennya itu pasti beda-beda, soalnya tiap murid itu jadwal pelajarannya berbeda juga. Di kelas, murid-murid dibolehkan bermain hp asalkan tidak terlalu lama. Di kelas fisika, sedang kedatangan anggota FBI. Dia menceritakan awal dibentuknya FBI sampai menangani kasus bom di WTC! Kelas pun selesai dan kita melanjutkan perjalanan ke IFGF untuk latihan lagi. Setelah itu kita kembali ke hotel.Hari ke 3, aku pergi ke sekolah lagi. Nama sekolah itu adalah Lakeside High School (LHS). LHS adalah sekolah swasta lama, dibangun sekitar sejak tahun 1919. Lagi-lagi kita dipasangkan dengan murid dari sana. dipasangkan kita langsung makan siang di kantin sekolahnya yang lumayan besar. Setelah makan siang, ada acara mingguan di sekolah tersebut. Yaitu School Assembly, acaranya sangat seru! Ketika di tengah acara, kita diperkenalkan dengan seluruh murid disana.Setelah mengunjugi LHS, kita ke kantor Starbucks pertama di dunia! Disana kita dipertemukan dengan pencipta Caramel Macchiato. Selesai tour di kantor Starbucks, kita latihan lagi di IFGF karena besok lusa kita akan bertanding melawan anak-anak basket dari kumpulan anak-anak SMA di Seattle.Hari ke 4, kita ke Rainier Vista Boys & Girls Club (RVBG). RVBG adalah tempat untuk anak-anak sampai remaja yang tidak punya kegiatan. Tempat ini seperti sekolah, karena anak-anak disini diberi pelajaran, fasilitas, sampai dokter gigi gratis! Dan setahun hanya dipungut biaya 325 ribu! “tempat ini memang dikhususkan untuk anak-anak yang tidak mempunyai kegiatan. Daripada mereka di pinggir-pinggir jalan tidak karuan, lebih baik mereka disini. Menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan yang bermanfaat” kata pengelola RVBG. Selesai bertemu dengan pengelolanya, anak-anak DBL All-Star langsung berganti pakaian basket mereka, karena mereka akan berlatih di RVBG.Anak-anak DBL All-Star dilatih dengan “calon” pemain NBA, Jerry. Sebenarnya Jerry adalah pemain basket yang sangat hebat. Tetapi ketika kuliah, ia terjerumus pergaulan bebas yang membuatanya tidak bisa melanjutkan ke NBA.Trik-trik yang diajarkan Jerry adalah sejenis trik yang ada di NBA. Trik yang diberikan Jerry sangatlah unik, mengecoh lawan dan mengelabui wasit. Belum pernah ada di Indonesia, dan ini yang pertama diajarkan ke anak-anak basket Indonesia. Selesai latihan kita kembali ke hotel untuk istirahat, karena nanti malam anak-anak DBL All-Star akan laga uji coba dengan Rainier Vista. Malamnya pertandingan sangat seru. Kedua tim (putra dan putri) menang melawan Rainier Vista. Suasana pertandingannya aja udah seru, gimana besok waktu pertandingan sungguhan? Pasti lebih seru! Malamnya kita kembali ke hotel lalu dinner di McDonald.Hari ke 5, kita mengunjungi Pike Place Market. Yaitu pasar tradisional yang ada di Seattle. Pasar tradisional di Seattle sangat bersih dan tidak kotor seperti yang ada di Surabaya. Disana barangnya murah dan bisa ditawar. Setelah itu, kita mengunjungi markas Seattle Storm. Disana adalah official Woman-NBA (W-NBA). Kita mendapatkan merchandise dari Seattle Storm, dan ada hadiah merchandise. Yaitu jersey dan sepatu bekas pemain W-NBA! Dan yang mendapatkan sepatu bekas pemain W-NBA adalah salah satu pemain cewek DBL All-Star. Untuk jersey nya akan ;dipilih 1 pemain oleh coach yang nanti malam akan bermain dengan bagus.Ini waktu yang ditunggu-tunggu, malamnya kita bertanding melawan pelajar dari seluruh murid SMA di Seattle. Yang pertama bertanding adalah tim putra. Pemain putri memberi semangat kepada tim putra habis-habisan. Permainan tim putra menjadi sangat seru, tapi sayang tim putra kalah dengan skor 68-58 LSekarang giliran tim putri yang bermain. Tim putra tidak kalah semangatnya untuk memberi semangat ke tim putri. Di quarter pertama tim putri tertinggal jauh 11-0. Hingga quarter ke 4, tim putri tetap ketinggalan dan akhirnya kalah juga L. Kedua tim saling menyemangati satu sama lain. Ada yang menangis, kecewa, dan ada yang merasa bersalah. Pertandingan selesai, kedua tim langsung berganti baju lalu dinner setelah itu kembali ke hotel.Hari ke 6, kita ke Portland (negara bagian Washington). Sesampainya di Portland kita menuju ke Woodburn Outlet Mall. Woodburn Outlet Mall merupakan pusat sepatu Nike. Semua sepatu Nike yang ada disana merupakan langsung kiriman dari pabrik Nike yang juga Limited Edition.Dari WoodBurn Outlet Mall kita ke Lloyd Shopping Center yang berada di downtown (tengah kota) Portland. Barang-barang di Llyod sangat mahal ditambah dengan biaya pajak yang lumayan tinggi juga. Shopping sudah dan setelah ini kita akan menonton NBA di Rose Garden.Sampai di Rose Garden, banyak penonton yang antre untuk masuk ke dalam stadion itu. Saat itu yang bertanding adalah Trail Blazers vs Raptors. Pertandingan dimulai jam 7 malam. Kita antre sekitar 30 menit dan cuaca hari itu sedang hujan. Pintu pun dibuka dan kita bergantian memasuki stadion tersebut.Pertandingan dimulai, opening pertandingannya sangat meriah dan seru! Anak kecil yang duduk dibelakangku sangat bersemangat untuk menonton pertandingan ini. Berkali-kali dia berteriak “Go Blazers! Go!!! You’re the winner!”Di quarter 1-4 Trail Blazers memimpin pertandingan. Para pendukung makin semangat mendukung Blazers. Suasana makin seru karena ada DJ yang memainkan musik-musik hip-hop yang asik. Pertandingan pun selesai dan kita kembali ke Seattle.Hari ke 7, merupakan hari terakhir kita di Seattle, USA. Paginya kita ke Museum of Flight. Museum of Flight adalah museum pesawat terlengkap di dunia. Lalu kita ke Seattle Storm shop yang menjual merchandise Seattle Storm. Setelah itu, kita ke Southcenter Mall untuk makan malam lalu kita ke Seatac Airport untuk kembali ke Indonesia JSelama dalam perjalanan pulang aku selalu berangan-angan suatu saat aku pasti akan menjadi pemain basket yang hebat seperti kakak-kakak DBL.Dan aku akan membawa tim basket DAPENA menjadi juara WNBA yang keeeeeee berapa ya??????hhhmmmm I’M HOME INDONESIA……I MISS U…..
Nama : Hanifah Alde Abdillah
Nama panggilan : Dilla
Sekolah : SMP Dapena 1 Surabaya
Hobby : Bermain basket, Jalan-jalan, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar