Jumat, 08 Januari 2010

INFLUENZA - FLU ... ??????



Mengenali Virus Influenza
Virus influenza terdiri dari tipe A, B dan C. Lima belas subtipe dari virus influenza diketahui dapat menginfeksi unggas-unggas, hingga saat ini, seluruh wabah dari bentuk influenza yang sangat patogenik berasal dari virus-virus influenza tipe A dengan subtipe (Haemaglutinin) H5 dan H7. Jenis subtipe influenza A juga dilihat dari Neuraminidase, saat ini ada 9 Jenis subtipe berdasarkan Neuramanidase. Virus avian influenza yang saat yang saat ini bersirkulasi di Asia dan menyebabkan banyak kematian pada unggas adalah H5N1.

Unggas yang menderita influenza H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah yang besar dalam kotorannya. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan lebih dari 30 hari dalam suhu 30C. Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi akan mati pada pemanasan 60C selama 30 menit.

Penelitian pada saat ini telah menemukan bahwa virus-virus influenza yang tadinya tidak patogen, setelah bersirkulasi beberapa saat pada populasi peternakan, dapat bermutasi menjadi virus-virus yang sangat menular. S elama epidemi di Amerika pada th. 1983-1984, awalnya virus H5N2 menyebabkan kematian dalam jumlah yang sedikit, namun dalam enam bulan berikutnya berubah menjadi sangat menular, dengan tingkat mortalitas mendekati 90%. Tingkat pencegahan wabah menghasilkan depopulasi terhadap 17 juta unggas dengan biaya hampir 65 juta US$. Selama epidemi di Itali tahun. 1999-2001, virus H7N1, mulanya tidak terlalu menular, tetapi dalam waktu 9 bulan virus bermutasi menjadi sangat menular. Menyebabkan 13 juta unggas mati atau dimusnahkan.

Cara penularan

Penyakit ini dibawa oleh segala jenis unggas, yaitu ayam, itik, angsa, burung dll. Avian influenza (H5N1) dapat menyebar dengan cepat diantara populasi unggas dalam satu peternakan dan menimbulkan kematian yang sangat cepat dan tinggi. Bahkan menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah lain. Penyakit ini juga dapat menyerang manusia melalui udara yang tercemar oleh virus tersebut, yang berasal dari sekret atau tinja unggas yang menderita flu burung tersebut.

Sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan secara tepat adanya penularan dari manusia ke manusia. Orang yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular adalah orang-orang yang sering berhubungan langsung (kontak langsung) dengan unggas, misalnya pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.

Unggas air yang bermigrasi seperti belibis, bangau dan bebek liar (hanya ada dinegara empat musim) adalah reservoir alamiah dari virus avian influenza, burung-burung ini lebih tahan terhadap infeksi. Ternak domestik, termasuk ayam dan kalkun, adalah yang paling mudah terkena dampak fatal dengan cepat dari epidemi influenza. Variasi antigen virus Influenza

Semua virus influenza tipe A, termasuk yang menyebabkan epidemi musiman pada manusia, secara genetic sangat labil dan dapat beradaptasi dengan cepat menghindari mekanisme pertahanan tubuh (antibody) si penjamu (host). Virus-virus influenza kurang mempunyai mekanisme untuk “proofreading” atau “memperbaiki kerusakan struktur” dan memperbaiki kecacatan/perbedaan yang muncul selama replikasi. Sebagai hasil dari perbedaan yang tidak diperbaiki, maka komposisi genetic virus berubah ketika virus bereplikasi di manusia dan hewan, dan strain sebelumnya tergantikan dengan antigenik varian baru. Perubahan kecil yang bersifat konstan dan permanen dalam komposisi antigenik virus influenza A dikenal sebagai “antigenic drift”. Antigenik drift ini dapat terjadi pada virus influenza tipe A dan B.

Kecendrungan virus-virus influenza mengalami perubahan antigenic yang permanen dan cukup sering ini menyebabkan WHO memonitor situasi influenza di dunia dalam programnya WHO Global Influenza Programme dimulai sejak th. 1947. Setiap tahun setelah melakukan pemantauan pada 4 pusat penelitian kolaborasi WHO yang mendapat data dari 112 institusi dari 83 negara. WHO memberikan suatu acuan kepada para produsen vaksin influenza untuk membuat vaksin yang tepat dengan subtipe-subtipe virus influenza yang bersirkulasi di dunia. (Rekomendasi vaksin influenza)

Virus influenza mempunyai karakteristik kedua yang memicu keprithatinan yang amat sangat dari kesehatan masyarakat. Virus influenza tipe A, termasuk subtipe-subtipe dari spesies yang berbeda (Avian maupun manusia), dapat berubah atau materi-materi genetiknya dapat bertukaran dan tersusun baru “reassort”. Proses dari penyusunan ulang materi genetic ini dikenal seb aga i “antigenic shift”. Antigenik shift ini akan menghasilkan jenis subtipe yang baru yang berbeda dari kedua induknya. Oleh karena populasi manusia tidak mempunyai imunitas terhadap subtipe baru, dan tidak ada vaksin yang tersedia untuk memberikan proteksi, antigenic shift dalam sejarah menghasilkan pandemi (wabah raya) yang sangat mematikan. Hal ini terutama akan muncul, bila subtipe baru mempunyai gen dari virus influenza manusia sehingga dapat menular dari orang ke orang pada periode yang terus menerus.

Kondisi yang memungkinkan munculnya antigenic shift telah lama diketahui melibatkan manusia yang hidup atau tinggal dekat ternak domestik dan babi. Oleh karena babi mudah terkena infeksi baik dari avian maupun dari virus-virus mamalia termasuk virus influenza manusia, maka babi dapat bertindak sebagai media pencampur “mixing vessel” untuk mengaduk materi genetic dari virus manusia dan avian, yang menghasilkan munculnya virus subtipe baru. Data-data yang baru mengidentifikasikan kemungkinan kedua. Bukti-bukti yang dipelajari bahwa, paling tidak beberapa dari 15 jenis virus influenza avian yang bersirkulasi di populasi unggas dapat menginfeksi manusia dan manusia dapat menjadi media pencampur (mixing vessel) juga.

Istilah-istilah :
Patogen = parasit yang mampu menimbulkan penyakit pada inangnya
Epidemi = penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan banyak korban
Pandemi = wabah yang berjangkit serentak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas
antigen = zat yang dapat merangsang pembentukan antibodi jika di injeksikan ke tubuh

Sumber Istilah : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka

Sumber : Avian Influenza A (H5N1)
Avian Influenza fact sheet
Guidelines for the use of seasonal influenza vaccine in humans at risk of H5N1 infection

Tidak ada komentar: