Pentingnya zat besi bagi manusia
Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi.
Ternyata, kekurangan zat besi pada ibu hamil, bayi dan anak menyebabkan gangguan saraf. Saat lahir, cadangan besi pada bayi tergantung keadaan ibu. Bila ibu sudah mengalami kekurangan besi, tentunya cadangan besi pada bayi juga kurang. Bayi dari ibu dengan diabetes tidak terkontrol, bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah hanya mempunyai 10-40% dari cadangan besi.
Kebutuhan besi bayi normal adalah 1 mg/kgBB/hari sedangkan bayi prematur 2-4 mg/kgBB/hari. Besi didapat dari ASI dan formula yang mengandung besi.
Zat besi paling banyak terkandung dalam kelompok lauk-pauk, seperti hati, daging sapi, telur, dan ikan sebagai sumber protein hewani yang mudah diserap.
Guna zat besi
Besi penting untuk membentuk mielin, aktivitas sel saraf, membantu berbagai enzim, dan pembentukan neurotransmiter (semacam bahan kimia di otak).
Gangguan saraf akibat defisiensi besi
Gangguan pembentukan mielin. Anak yang mengalami gangguan mielin akan menunjukkan keterlambatan motorik, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan.
Sistem saraf otonom juga terganggu sehingga anak lebih mudah mengalami stres.
Kurangnya neurotransmiter menyebabkan anak menjadi hiperaktif, kemampuan belajar menurun, dan keterlambatan perkembangan.
Anak yang pernah mengalami defisiensi besi menunjukkan skor motorik, IQ verbal dan IQ keseluruhan yang lebih rendah pada umur 11-14 tahun.
Bahkan, bayi yang lahir dengan cadangan besi kurang menunjukkan fungsi mental dan psikomotor yang kurang pada umur 5 tahun.
Sumber : anakku.net
Zat besi merupakan salah satu mikronutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi.
Ternyata, kekurangan zat besi pada ibu hamil, bayi dan anak menyebabkan gangguan saraf. Saat lahir, cadangan besi pada bayi tergantung keadaan ibu. Bila ibu sudah mengalami kekurangan besi, tentunya cadangan besi pada bayi juga kurang. Bayi dari ibu dengan diabetes tidak terkontrol, bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah hanya mempunyai 10-40% dari cadangan besi.
Kebutuhan besi bayi normal adalah 1 mg/kgBB/hari sedangkan bayi prematur 2-4 mg/kgBB/hari. Besi didapat dari ASI dan formula yang mengandung besi.
Zat besi paling banyak terkandung dalam kelompok lauk-pauk, seperti hati, daging sapi, telur, dan ikan sebagai sumber protein hewani yang mudah diserap.
Guna zat besi
Besi penting untuk membentuk mielin, aktivitas sel saraf, membantu berbagai enzim, dan pembentukan neurotransmiter (semacam bahan kimia di otak).
Gangguan saraf akibat defisiensi besi
Gangguan pembentukan mielin. Anak yang mengalami gangguan mielin akan menunjukkan keterlambatan motorik, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan.
Sistem saraf otonom juga terganggu sehingga anak lebih mudah mengalami stres.
Kurangnya neurotransmiter menyebabkan anak menjadi hiperaktif, kemampuan belajar menurun, dan keterlambatan perkembangan.
Anak yang pernah mengalami defisiensi besi menunjukkan skor motorik, IQ verbal dan IQ keseluruhan yang lebih rendah pada umur 11-14 tahun.
Bahkan, bayi yang lahir dengan cadangan besi kurang menunjukkan fungsi mental dan psikomotor yang kurang pada umur 5 tahun.
Sumber : anakku.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar