Berperang dengan kleptomania
Bila si kecil suka ambil barang temannya, sekedar usil atau kelainan? Perilaku ini berakar dari lemahnya kesadaran akan batas-batas hak milik sendiri dengan hak milik orang lain. Pelaku tidak memiliki pemahaman yang kuat untuk menghormati hak orang lain. Baginya milikmu, milikku. Semua yang ada milikku. Anehnya jika barang miliknya diperlakukan seperti itu ia akan segera naik-pitam, marah dan tidak terima.
Jika dibiarkan, kleptomania akan berkembang seiring dengan perkembangan usia. Kleptomania akan berubah bentuk menjadi tabiat-tabiat baru yang lebih mengkhawatirkan. Di sekolah ketika ujian tanpa dosa dan salah anak klepto bisa mencontek, mencontoh jawaban teman. Dan jika dewasa ia menjadi penderita kleptomania serius yang berdampak pada kehidupan dan dunia kerjanya. Mengapa? Sebab baginya, kekuasaan dan fasilitas itu miliknya bukan amanah sehingga dalam pikirannya bagaimana ia memakai kekuasaan dan fasilitas demi keuntungan dirinya sendiri.
Kleptomania itu sejenis ketidaknormalan jiwa. Jadi, anak yang memiliki perilaku itu, ia disebut penderita kleptomania. Karena itu, penyakit ini harus diantisipasi sejak dini.
Berikut ini tips-tips sederhana berperang melawan kleptomania. Bagi guru, orangtua, dan pengasuh, penting mengerti cara-cara menundukkan kleptomania agar anak-anak kita terhindar dari penyakit ini.
Biasakan anak bersikap jujur
Mengajari sikap jujur yang paling efektif adalah memberi teladan. Orangtua, guru, pengasuh pertama kali harus memberi contoh sikap jujur kepada anak. Contoh, jika anak ingin mempunyai mainan, sementara orangtua tidak memiliki uang, katakan dengan perkataan yang santun bahwa ayah dan ibu belum punya uang untuk membeli. Tidak bijak kiranya anak dibujuk-bujuk, ditakut-takuti. Apalagi orangtua meminjam barang temannya tanpa sepengetahuan anak, lalu memberikan kepada anak dan mengatakan ini pemberian ayah atau ibu.
Sikap tegas dalam menghormati hak milik orang lain
Dalam bermain, anak perlu pengawasan. Pengawasan dalam arti kontrol. Jika anak memakai benda, mainan temannya, ia harus disadarkan segera bahwa itu milik temannya. Ia harus diajari menjaga, merawat dan mengembalikan setelah selesai. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan, anak wajib diajari memperbaiki atau menggantinya.
Tumbuhkan sikap antikleptomania
Cara orangtua, guru, pengasuh harus konsisten memberi penguatan. Jika anak melanggar ia perlu mendapat sanksi yang proporsional. Jika melakukan hal yang baik, perlu mendapat reward. Reward tidak harus berupa pemberian barang, bisa pujian, ucapan afirmatif semisal, "Nah, ini baru anak papa mama","Anak cerdas" atau pujian yang positif lainnya.
Sumber : anakku.net
Bila si kecil suka ambil barang temannya, sekedar usil atau kelainan? Perilaku ini berakar dari lemahnya kesadaran akan batas-batas hak milik sendiri dengan hak milik orang lain. Pelaku tidak memiliki pemahaman yang kuat untuk menghormati hak orang lain. Baginya milikmu, milikku. Semua yang ada milikku. Anehnya jika barang miliknya diperlakukan seperti itu ia akan segera naik-pitam, marah dan tidak terima.
Jika dibiarkan, kleptomania akan berkembang seiring dengan perkembangan usia. Kleptomania akan berubah bentuk menjadi tabiat-tabiat baru yang lebih mengkhawatirkan. Di sekolah ketika ujian tanpa dosa dan salah anak klepto bisa mencontek, mencontoh jawaban teman. Dan jika dewasa ia menjadi penderita kleptomania serius yang berdampak pada kehidupan dan dunia kerjanya. Mengapa? Sebab baginya, kekuasaan dan fasilitas itu miliknya bukan amanah sehingga dalam pikirannya bagaimana ia memakai kekuasaan dan fasilitas demi keuntungan dirinya sendiri.
Kleptomania itu sejenis ketidaknormalan jiwa. Jadi, anak yang memiliki perilaku itu, ia disebut penderita kleptomania. Karena itu, penyakit ini harus diantisipasi sejak dini.
Berikut ini tips-tips sederhana berperang melawan kleptomania. Bagi guru, orangtua, dan pengasuh, penting mengerti cara-cara menundukkan kleptomania agar anak-anak kita terhindar dari penyakit ini.
Biasakan anak bersikap jujur
Mengajari sikap jujur yang paling efektif adalah memberi teladan. Orangtua, guru, pengasuh pertama kali harus memberi contoh sikap jujur kepada anak. Contoh, jika anak ingin mempunyai mainan, sementara orangtua tidak memiliki uang, katakan dengan perkataan yang santun bahwa ayah dan ibu belum punya uang untuk membeli. Tidak bijak kiranya anak dibujuk-bujuk, ditakut-takuti. Apalagi orangtua meminjam barang temannya tanpa sepengetahuan anak, lalu memberikan kepada anak dan mengatakan ini pemberian ayah atau ibu.
Sikap tegas dalam menghormati hak milik orang lain
Dalam bermain, anak perlu pengawasan. Pengawasan dalam arti kontrol. Jika anak memakai benda, mainan temannya, ia harus disadarkan segera bahwa itu milik temannya. Ia harus diajari menjaga, merawat dan mengembalikan setelah selesai. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan, anak wajib diajari memperbaiki atau menggantinya.
Tumbuhkan sikap antikleptomania
Cara orangtua, guru, pengasuh harus konsisten memberi penguatan. Jika anak melanggar ia perlu mendapat sanksi yang proporsional. Jika melakukan hal yang baik, perlu mendapat reward. Reward tidak harus berupa pemberian barang, bisa pujian, ucapan afirmatif semisal, "Nah, ini baru anak papa mama","Anak cerdas" atau pujian yang positif lainnya.
Sumber : anakku.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar